Hubungan Bahasa dengan Otak, Masyarakat, dan Budaya
Ini tugas dari buku dalam bahasa inggris, disuruh buat rangkumannya. Inilah hasilnya ^o^
Chapter 14: Bahasa dan otak
Pada bulan September 1848 telah terjadi sebuah kecelakaan pada seseorang yang bernama Phineas P. Gage, seorang kru konstruksi. Beliau terkena ledakan yang tak di sengaja, dan dari ledakan itu menyebabkan adanya besi yang tertancap pada pipi kirinya dan menembus ke keningnya. Dari peristiwa ini menyebabkan ia mendapatkan kecelakan yang divonis tidak dapat disembuhkan. Namun, sebulan kemudian, Phineas sadar dan tidak ada yang berubah pada sense dan juga tutur bahasanya.
Medis menjelaskan kecelakaan ini bahwa, kepingan besi itu tepat mengenai bagian depan otaknya. Namun, kemampuan berbahasa Phineas tidak terganggu akibat kecelakaan ini. Ini membuktikan bahwa, kemampuan berbahasa terletak pada otak, bukan dibagian depan kepala.
Bagian-bagian otak
Secara umum, otak dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Namun jika kita telaah lagi, pada sisi kiri otak kita akan menemukan tiga bagian otak yang memiliki tanggung jawab dalam kemampuan bahasa kita, yakni: area Broca (Broca’s area), area Wernicke (Wernicke’s area), dan area motor tambahan (Supplementary motor area).
1. Area Broca
Area Broca atau yang disebut sebagai anterior korteks bahasa. Paul Broca, seorang ahli bedah melaporkan pada tahun 1860 bahwa kerusakan pada area ini dapat menyebabkan kesulitan yang sangat besar pada produksi berbahasa. Ini menunjukkan bahwa kerusakan pada otak sebelah kanan tidak akan berpengaruh pada kemampuan bahasa seseorang, dan membuktikan bahwa kemampuan bahasa terletak di otak kiri, bukan di otak kanan. Sejak saat itu, area Broca di ilustrasikan sebagai tempat yang sangat penting dalam kemampuan berbahasa.
2. Area Wernicke
Ini adalah area korteks posterior bahasa. Carl Wernicke, seorang dokter Jerman yang melaporkan pada tahun 1870 bahwa kerusakan pada area ini akan mengakibatkan kesulitan dalam memahami bahasa. Penemuan ini membuktikan bahwa kemampuan berbahasa terletak pada otak kiri dan area Wernicke adalah bagian otak yang paling penting terlibat dalam pemahaman bahasa.
3. Area motor tambahan
Ini adalah area koretks superior bahasa. Area ini berpengaruh pada gerakan actual fisik saat artikulasi berbicara. Pada tahun 1950, Penfield dan Robert, dua ahli bedah saraf menemukan di area ini lah yang mengatur pergerakan sense juga produksi artikulasi dalam berbicara.
Location view
Ialah suatu ungkapan tentang kemapuan linguistik kita yang teridentifikasi khusus dalam otak. Dari penjelasaan diatas dapat disimpulkan bahwa “Kata yang kita dengar dan pahami terjadi di area Wernicke, kemudian sinyalnya dikirim ke area Broca dimana persiapan-persiapan dibuat untuk diproduksi. Sinyal ini kemudian dikirim ke area motor tmabahan untuk di artikulasikan menjadi sebuah kata.”
Tongue tips and slips
Banyak diantara kita mengalami ketidak sinkronnya ucapan dengan apa yang kita fikirkan. Para beberapa penelitipun menemukan hal tersebut, yaitu kesulitan dalam mencapai otak dan memproduksi kemampuan berbicara untuk bekerja secara bersamaan dengan lancar.
Fenomena tip-of-the-tongue ialah fenomena dimana kita tahu kata yang ingin kita ucapkan, namun kata itu tidak terucap oleh lisan kita. Ada juga kalanya kita mengalami kesalahan dalam berucap dikarenakan kekuatan fonologi yang sama dimiliki oleh beberapa kata, seperti ketika seseorang mengucapkan beberapa kata secant, sextet dan sexton. Padahal yang ia maksud ialah sextant, fenomena seperti ini disebut Malapropisms. Ada pula kesalahan dalam pengucapan seperti, kesalahan akan kurang sesuainya lidah dalam pengucapanm fenomena ini disebut slip-of-the-tongue, contohnya a long shory stort (maksudnya a long story short), hal ini juga dikenal sebagai Spoonerism.
Fenomena lain kesalahan dalam bahasa ialah slips-of-the-ear, ialah kesalahan dalam mendengar suatu kata, seperti ketika telinga kita mendengar kata great ape, padahal sebenarnya yang dikatakan ialah grey ape.
Aphasia
Ialah sebuah kerusakan pada bagian otak sehingga terjadi kerusakan dalam fungsi kemampuan memproduksi dan juga memahami bentuk bahasa. Aphasia ada dua bentuk yaitu:
a. Aphasia Broca
Adalah jenis kerusakan bahasa yang serius, juga disebut aphasia motor. Kerusakan ini di karakteristikkan dengan berkurangnya kemampuan berbicara, artikulasi menurun dan lambat. Sering menggunakan morfim lexical.
b. Aphasia Wernicke
Jenis kerusakan ini ialah kerusakan bahasa yang disebabkan oleh kesulihatan dalam memahami pendengaran, ini juga disebut sebagai sensory aphasia namun lebih sering disebut sebagai Wernicke’s aphasia. Orang yang terkena kerusakan ini sangat lancer dalam berbicara, namun mereka sulit untuk membuat kata tersebut untuk memiliki makna yang sebenarnya. Mereka kesulitan dalam menentukan kata-kata yang tepat (disebut juga sebagai anomia).
Dichotic Listening
Teknik ini merupakan sebuah bukti bahwa apa yang dilakukan oleh tubuh bagian kanan, diproses oleh otak kiri, dan apa yang di lakukan oleh tubuh bagian kiri diprose oleh otak sebelah kanan. Fakta ini juga menunjukkan bahwa apa yang kita dengar di telinga kanan, akan pergi menuju otak kiri dan apa yang kita dengar di telinga kiri akan pergi menuju otak kanan. Namun karena pusat bahasa terletak di otak kiri, maka apa yang kita dengar di telinga kiri mengalami proses lebih lambat dibanding apa yang kita dengar di telinga kanan kita. Karena, apa yang kita dengar di telinga kiri kita akan menuju otak kanan kita dan kemudian otak kiri (pusat bahasa) kita, tidak sama seperti halnya ketika telinga kanan kita menerima sinyal, sinyal tersebut akan langsung diproses oleh otak kiri kita (pusat bahasa).
Otak kanan bertanggung jawab atas suara non-verbal, dan otak kiri bertugas atas suara verbal. Dapat juga diambil kesimpulan bahwa proses analisis terletak pada otak kiri, sedangkan proses holistik terletak pada otak kanan.
Periode kritis
Pada periode ini dipercaya sebagai masa yang sangat mudah/siap dalam menerima pemahaman bahasa. Masa ini memiliki rentang dari masa kanak-kanak hingga masa pubertas. Jika pada masa ini seseorang tidak mendapatkan pembelajaran bahasa, maka orang tersebut akan sulit dalam memahami bahasa yangtidak pernah ia pelajari.
Genie
Pada tahun 1970 ada seorang anak berumur 13 tahun yang bernama Genie, ia dirawat dalam sebuah rumah sakit di Los Angeles. Dia terikat pada sebuah kursi didalam ruangan tertutup. Ayahnya tidak mengijinkan terdengarnya suara apapun pada ruangan tersebut dan melakukan kekerasan padanya jika ia membuat kegaduhan. Ia tidak mengenal televisi dan radio, ia hanya berkomunikasi dengan ibunya yang hanya beberapa menit diijinkan menemuinya untuk memberikan makan. Genie mengahbiskan banyak waktunya hanya dengan fisik, sensorik, social, dan deprivasi emosional. Selama masa itu, Genie tidak dapat berbahasa, namun akhirnya ia bisa berbahasa. Ini dikarenakan otak kirinya telah terbuka kembali setelah beberapa lama tertutup pada masa krisis.
Chapter 20: Bahasa, masyarakat, dan budaya
Setiap orang didunia ini memiliki keberagaman dalam berbahasa. Contohnya, dua orang yang tumbuh disuatu daerah yang sama, belum tentu memiliki gaya berbahasa yang sama, yang membuat perbedaan bahasa ini ialah adanya jumlah factor sosial yang dimiliki pada masing-masing dari mereka adalah berbeda, atau banyaknya kelompok sosial yang diikuti oleh seseorang.
Dialek sosial (Social dialect)
Dialek sosial dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, diantaranya; pendidikan, pekerjaan, usia, jenis kelamin, dan masih banyak lagi kelas untuk dialek social.
Pendidikan, pekerjaan, dan kelas sosial
Dialek yang digunakan oleh seseorang yang pernah mengenyam pendidikan akan sanagat berbeda dibanding mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Mereka yang berpendidikan akan memiliki dialek yang biasa disebut textbook menggunakan kata-kata baku.
Pada pekerjaan, setiap pekerjaan memiliki jargon nya masing-masing. ornag yang bekerja sebagai pengacara belum tentu dapat memahami istilah-istilah yang digunakan para bartender.
Lain halnya berdasarkan status kelas, dialek seseorang pada pengelompokan ini, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu; kelas atas, menengah, dan kelas bawah.
Usia dan jenis kelamin
Berdasarkan usia, pengelompokan dialek ini dapat kita ambil contoh sebagai berikut, seorang kakek akan kesulitan memahami istilah wireless yang sering di bicarakan oleh cucunya karena sang kakek tidak mengenal istilah itu selama hidupnya, dan baru mengenal istilah itu pada masa cucunya.
Berdasarkan jenis kelamin, wanita umumnya lebih menggunakan kata-kata yang lebih berwibawa dibandingkan dengan pria.
Latar belakang etnis (suku)
Setiap orang memiliki perbedaan dialek juga dikarenakan oleh latar belakang suku yang dia miliki. Pada imigran, perbedaan dialek ini bisa mempengaruhi dialek para penghuni asli, itupun tergantung seberapa kuat pengaruh masing-masing dialek dan juga jumlah pengguna dialek tertentu pada satu daerah.
Idiolect
Adalah sebutan bagi dialek yang secara khusus dimiliki oleh setiap individu. Idiolect ini terpengaruh oleh beberapa factor, seperti kualitas suara dan pengaruh fisik. Sehingga bisa di definisikan bahwa idiolect ialah sebuah ciri khusus dalam berbicara yang di miliki oleh masing-masing individu.
Gaya dan tingkat nada
Gaya saat berbicara seseorang dipengaruhi oleh situasi yang ada, jika seseorang sedang berbicara kepada yang lebih tua ataupun dalam acara resmi, maka yang digunakan ialah gaya bahasa formal. Lain halnya ketika seseorang berbicara dalam keseharian dan atau pada yang lebih muda, ia akan menggunakan bahasa yang informal.
Pada tingkat nada, keberagaman ini berdasarkan penekanan makna yang ingin disampaikan.
Diglossia
Ialah tingkat bahasa yang dimiliki oleh sebuah bahasa, seperti yang di miliki oleh bangsa Arab, ia memiliki bahasa yang tinggi dan juga bahasa yang rendah, tingkat inilah yang membedakan fungsi digunakannya.
Bahasa dan budaya
Setiap budaya memiliki bahasanya masing-masing, dan inilah juga yang menyebabkan adanya keberagaman dialek. Selain itu perbedaan dialek dalam bahasa juga disebabkan oleh prespektif masing-masing yang memiliki budaya tersebut dalam mengartikan sebuah kata.
Determinisme linguistik
Jika dua bahasa muncul dan memiliki arti yang berbeda dalam menggambarkan sesuatu, maka ini terjadi karena kamu memahami satu bahasa dari keduanya. Bahasa tersebutlah yang membuatmu dapat menggambarkan sesuatu dengan pemahaman kamu sendiri.
Hipotesis Sapir-Whorf
Pada tahun 1930, Edward Sapir dan Benjamin Whorf mengungkapan bahwa bahasa dari orang Indian Amerika menyuruh para Indian tersebut melihat dunia dengan cara yang berbeda dengan bahasa Eropa. Whorf beranggapan bahwa Indian Hopi di Arizona mengartikan dunia dengan cara yang berbeda dengan suku yang lain. Dalam susunan bahasa mereka dibagi klasifikasi ‘hidup’ dan ‘mati’, mereka beranggapan bahwa batu dan awan adalah benda hidup, dan ini pula yang membuat mereka percaya bahwa batu dan awan adalah benda hidup.
Bahasa universal
Ketika para ahli linguistik telah mengetahui bahasa memiliki berbagai variasi, namun mereka juga memprihatikan sifat-sifat umum pada bahasa tersebut, dan inilah yang disebut bahasa universal. Setiap bahasa memiliki kesamaaan komponen-komponen nounlike dan verblike yang kemudian membentuk menjadi sebuah kalimat yang kompleks.
Comments