Zakat Tanda Cinta 4 -Last Chapter-

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Para pembaca blog, sebelumnya saya mohon maaf karna sudah 2 tahun lebih tidak melanjutkan tulisan blog terakhir saya. Semua ini dikarenakan ada beberapa hal yang tidak bisa ditinggal.

Baiklah, saya coba mengingat kejadian dua lalu itu.

Dari stand ini saya mendapatkan banyak pelajaran dan kisah dari para donatur juga teman-teman seperjuangan yang berbeda lembaga namun berada satu lokasi dengan saya seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya.

Di stand yang terhitung mewah dibanding stand yang berada dilokasi lain. Stand ini menjadi saksi bisu dari perjalanan yang telah saya lewati bersama teman-teman serta para donatur. Berupa canda tawa, sedih, tangis haru, hingga cacian serta pandangan sinis. Ya, berbuat baik tidak selamanya dapat dipandang baik oleh orang lain.

Manager area dari lembaga saya ini juga membantu saya tuk semangat dalam kerja sosial ini. Hingga terciptalah hubungan yang cukup erat. Saya memanggilnya dengan panggilan mbakku, dan dia memanggil saya dengan panggilan dekku. Hingga kini saya masih menggunakan panggilan itu ketika saya berusaha tuk menyapa ia kembali. Saya banyak belajar dari ia karna memang dia sudah cukup berumur dalam dunia Laznas ini. Kami biasa melakukan share baik dari sms maupun saat perjumpaan tiba.

Singkat cerita, pada dua minggu awal alhamdulillah saya dan rekan satu stand telah berhasil menghimpun harapan dana yang diharapkan oleh tim pusat lembaga. Ternyata ini juga pengaruh doa dari teman-teman serta ikhtiar kami. Bahkan kami satu tim pada stand "mewah" ini malah berusaha tuk capai target melebihi dari kawan-kawan tim pusat harapkan. Dari mbakku lah, saya tau bahwa perolehan minggu awal kami ini sudah menyamai hasil yang didapat pada tahun lalu.

Hari terakhir stand ditutup pada 2 atau 3 hari menjelang lebaran. Alhamdulillah hasilnya hampir lima kali lipat dibanding hasil tahun sebelumnya. Ya, target kawan seperjuangan di stand ini memang besar dan hampir saja kami memenuhi target tersebut. Tapi bukan hasil nilai rupiah yang kami bahagia kan pada saat itu. Yang kami syukuri adalah kami mampu menjadi penjembatan bagi adik-adik serta saudara-saudara yang sedang sanggat membutuhkan, serta berusaha tuk membuat adik-adik kecil bisa merasakan lebaran yang "sama" dengan sebayanya yang lebih beruntung. Bagi saya pribadi, banyak pelajaran yang hingga kini membekas dari perjalan hidup chapter ini. Dan inilah mengapa pada tahun berikutnya 2013 saya ikut lagi dengan tim ini.

Namun tahun ini, saya tidak ingin jadi amil zakat lagi. Tidak ingin menjadi bagian dari golongan Mustahiq (golongan yang berhak menerima zakat). InsyaAllah, tahun ini saya ingin menjadi Muzakki (golongan yang mengeluarkan zakat). Lagipula tahun ini ada kegiatan yang sepertinya tidak dapat saya tinggalkan.


Getaran hati yang ada setiap melaksanakan tugas, silaturahmi dengan penduduk bumi secara meluas, serta menjadi "jembatan kebahagian" merupakan sebuah moment keindahan yang tak mungkin bisa dilupakan. 

Comments

Popular posts from this blog

Finally, I can ! -Last Part-

Hubungan Bahasa dengan Otak, Masyarakat, dan Budaya

International Culture Exchange Camp 2015 @ Udomsuksa School Thailand